Wednesday, May 20, 2009
What is Love?
Book Review: Chapter 5, Life University, Menjadi Mahasiswa Abadi dalam Kampus Tanpa Batas. Section B, The Power of Love.
The Power of Love (Part 1)
Reza M. Syarief dalam bukunya “Life Excellent, Menuju Hidup Lebih Baik” mengatakan bahwa kita sering mendengar istilah kekuatan cinta. Bahkan ada sebuah film yang menggambarkan tentang cinta yang cukup monumental dan kabarnya menembus box office di Hollywod. Namun apa yang beliau bicarakan di sini adalah The Power of Love yang sesungguhnya, The Power of Love yang riil, yang sejati.
Apa sesungguhnya yang disebut dengan LOVE. What is Love? Love is give more, get even more. Sesuatu akan dikatakan cinta apabila kita menuntut sesuatu. Cinta tidak disebut cinta sejati apabila kita tidak memiliki satu unsur ketulusan. Cinta tidak dikatakan cinta apabila tidak ada satu kejujuran disana. Maka ketika kita bicara cinta, kata kuncinya adalah give more, bukan get, tapi give lebih dulu. Bukan what can I get from you justru yang harus kita kembangkan adalah satu pola pikir what can I do for you. Apa yang bisa saya berikan buat anda? Give more ‘berikan lebih’, bukan sekedar memberikan secara standar, give more ‘lebih dari standar’. Kemudian dilanjutkan get even more, ini adalah konsekuensi logis sebagai satu akibat dari give more Anda. Reza menjelaskan, pada saat kita memberikan lebih tadi, kita tidak berpikir untuk mendapatkan balasan. Kita sekadar memberikan saja tanpa ada satu keinginan, tanpa ada satu tendensi tertentu. Give more get even more. Itu yang dikatakan Allah didalam Al-Qur’an.
“ Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu. Jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7).
Sangat jelas maksud perkataan Allah diatas. Ketika Anda give more, Anda akan mendapatkan multiplier effect, benefit, keuntungan yang berlipat ganda, bukan hanya sekedar deret hitung tapi bahkan deret ukur.
Selain membahas apa yang disebut dengan LOVE Reza juga memaparkan dengan jelas bahwa sebenarnya kata LOVE ini merupakan sebuah singkatan. Kalau diperpanjang dari 4 huruf ini, 4 huruf yang luar biasa yang bisa membuat orang menjadi memiliki satu kekuatan.
L adalah Loyal to the principal. Kesetiaan terhadap sebuah prinsip. Orang yang cinta adalah dia komitmen pada prinsip, bukan komitmen pada yang diluar prinsip. Principle Center, berpusat pada prinsip. Kalau kita berpusat pada prinsip, kita tidak akan mengalahkan yang satu demi memenangkan yang lain. Kita akan mendapatkan kemenangan disemua pihak karena, kita berpusat pada prinsip.
O adalah Obey your deep heart feeling. Taati hati nurani yang paling dalam. Cinta tidak bisa dilogikan. Kalau kita bicara cinta, kita harus menaati apa yang ada dalam hati nurani. Dalam Islam hal ini disebut sebagai ”Fitrah”. Dalam satu masalah tidak selalu kita kita harus bertanya pada otak. Kadang-kadang kita harus bertanya kepada hati nurani kita. Tidak jarang kita akan mengalami suatu perasaan kontradiktif antara apa yang dipikirkan dengan apa yang kita rasakan didalam hati nurani. Jika itu terjadi, hal pertama yang dibereskan adalah menenangkan hati nurani dulu dibandingkan otak. Kalau bicara otak, akal manusia maka kita bicara tentang egoisme. Sebaliknya jika bicara tentang hati nurani, maka kita bicara tentang kerendahan hati, kelembutan.
V adalah Victory. Seorang yang cinta, dia akan mendapatkan sebuah kemenangan baik secara fisik, touchable victory mahupun nonfisik, untouchable victory. Apa yang disebut kemenangan yang tidak nyata atau kemenangan yang tidak bisa disentuh? Jawabannya adalah apa yang dikatakan Allah di dalam Al-Qur’an. Untouchable victory, invisble benefit, keuntungan yang tidak terlihat.
” Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu denag hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surga-Ku.” (al-fajr:27-30).
E adalah Enlighment, pencerahan. Orang tidak akan merasakan nikmatnya sebuah cinta sebelum mengalami proses pencerahan. Apa yang disebut proses pencerahan? Proses pencerahan akan terjadi apabila antara nilai-nilai agama itu sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Dengan kata lain sudah mengalami proses internalisasi diri. Pencerahan akan terjadi manakala kita melakukan proses internalisasi.Tentu saja karena kita sudah mendapatkan pencerahan sehingga mudah bagi kita untuk memberikan CINTA kepada siapa pun.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment