Monday, October 5, 2009

Pemuda Impian (chapter 1)



DUTA ISLAM YANG PERTAMA
(Mush’ab Bin Umair)

Mush’ab bin Umair, adalah duta Islam yang pertama. Beliau dipilih oleh Rasulullah saw untuk melakukan tugas maha penting, menjadi duta Rasul ke Madinah untuk mengajarkan seluk beluk Agama kepada orang-orang Anshar yang telah beriman dan berbai’at kepada Rasulullah saw di bukit Aqabah. Di samping itu, ia pun mengajak orang lain untuk menganut agama Allah, serta mempersiapkan kota Madinah untuk menyambut Hijratur Rasul sebagai peristiwa besar.

Mush’ab bin Umair salah seorang di antara para sahabat Nabi. Alangkah baiknya jika kita memulai kisah dengan peribadinya: Seorang remaja Quraisy terkemuka, seorang yang paling ganteng dan tampan, penuh dengan jiwa dan semangat kemudaan.
Para muarrikh dan ahli riwayat melukiskan semangat kemudaanya dengan kalimat: ”Seorang warga kota Mekah yang mempunyai nama paling harum”.
Ia lahir dan di besarkan dalam lingkungannya. Mungkin tak seorangpun di antara anak-anak muda Mekah yang beruntung dimanjakan oleh kedua orang tuanya demikian rupa sebagaimana yang dialami Mush’ab bin Umair.
Mungkinkah kiranya anak muda yang serba kecukupan, biasa hidup mewah dan manja, menjadi buah bibir gadis-gadis Mekah dan menjadi bintang di tempat-tempat pertemuan, akan meningkat sedemikian rupa hingga menjadi buah ceritera tentang keimanan, menjadi tamsil dalam semangat kepahlawanan?
Sungguh, suatu riwayat penuh pesona, riwayat Mush’ab bin Umair atau ”Mush’ab yang baik”, sebagaimana biasa digelarkan oleh kaum Muslimin. Ia salah satu di antara pribadi-pribadi muslimin yang ditempa oleh islam dan dididik oleh Muhamma saw.
Tetapi corak pribadi manakah......?
Sungguh, kisah hidupnya menjadi kebanggaan bagi kemanusiaan umumnya.
Suatu hari anak muda ini mendengar berita yang telah tersebar luas dikalangan warga Mekah mengenai Muhammad al-amin...Muhammad saw, yang mengatakan bahwa dirinya telah diutus Allah sebagai pembawa berita suka maupun duka, sebagai da’i yang mengajak umat beribadat kepada Allah Yang Maha Esa.
Sementara perhatian warga Mekah terpusat pada berita itu, dan tiada yang menjadi buah pemmbicaraan mereka kecuali tentang Rasulullah saw,. Serta agama yang dibawanya,maka anak muda yang manja ini paling banyak mendengar berita itu. Karena walaupun usianya masih belia, tetapi ia menjadi bunga majlis tempat-tempat pertemuan yang selalu diharapkan kehadirannya oleh para anggota dan teman-temannya. Gayanya yang tampan dan otaknya yang cerdas merupakan keistimewaan Ibnu Umair, menjadi daya pemikat dan pembuka jalan pemecahan masalah
Di antara berita yang didengarnya ialah bahwa Rasulullah bersam pengikutnya biasa mengadakan pertemuan di suatu tempat yang terhindar jauh dari gangguan gerombolan Quraisy dan ancaman-ancamannya, yaitu di bukit Shafa di rumah Arqam bin Abil Arqam.
Keraguannya tiada berjalan lama, hanya sebentar waktu ia menunggu, maka pada suatu senja didorong oleh kerinduannya pergilah ia kerumah Arqam menyertai rombongan itu. Di tempat itu Rasulullahsaw.sering berkumpul dengan para sahabatnya, tempat mengajarkan ayat-ayat Al-Quran dan membawa mereka shalat beribadat kepada Allah yang maha Akhbar.
Baru saja Mush’ab mengambil tempat duduknya, ayat-ayat AlQuran mulai mengalir dari kalbu Rasulullah bergema melalui kedua bibirnya dan sampai ketelinga, meresap di hati para pendengar. Di senja itu Mush’ab pun terpesona Oleh untaian kalimat Rasulullah yang tepat menemui sasaran pada kalbunya.
Hampir saja anak muda itu terangkat dari tempat duduknya karena rasa haru, dan serasa terbang ia karena gembira. Tetapi, Rasulullah mengulurkan tangannya yang penuh berkat dan kasih sayang dan mengurut dada pemuda yang sedang panas bergejolak, hingga tiba-tiba menjadi sebuah lubuk hati yang tenang dan damai, tak obah bagai lautan yang teduh dalam.Pemuda yang telah Islam dan Iman itu nampak telah memiliki ilmu dan hikmah yang luas—berlipat ganda dari ukuran usianya—dan mempunyai kepekatan hati yang mampu merubah jalan sejarah...!
Khunas binti Malik yakni ibunda Mush’ab, seorang yang berkepribadian kuat dan pendiriannya tak dapat ditawar atau diganggu gugat. Ia wanita yang disegani bahkan ditakuti.
Ketika Mush’ab menganut Islam, tiada satu kekuatan pun yang ditakuti dan dihawatirkannya selain ibunya sendiri, bahkan walau seluruh penduduk Mekah beserta berhala-berhala para pembesar dan padang pasirnya berubah menjadi suatu kekuatan yang menakutkan yang hendak menyerang dan menghancurkannya, tentulah Mush’ab akan menganggapnya enteng. Tapi tantangan dari ibunya bagi Mush’ab tidak dapat dianggap kecil. Ia pun segera berpikir keras dan mengambil keputusan untuk menyembunyikan keislamannya sampai terjadi sesuatu yang dikehendaki Allah. Demikianlah ia senantiasa bolak-balik kerumah Arqam menghadiri majlis Rasulullah, sedang hatinya merasa bahagia dengan keimanan dan sedia menebusnya dengan amarah murka ibunya yang belum mengetahui berita keislamannya.
Tetapi di kota Mekah tiada rahasia yang tersembunyi, apalagi dalam suasana seperti itu. Mata kaum Quraisy berkeliaran dimana-mana mengikuti setiap langkah dan menyelusuri setiap jejak.
Kebetulan seorang yang bernama Utsman bin Thalhah melihat Mush’ab memasuki rumah Arqam secara sembunyi. Kemudian pada hari yang lain dilihat pula ia shalat seperti Muhammad saw. Secepat kilat ia mendapatkan ibu Mush’ab dan melaporkan berita yang dijamin kebenarannya.


Tobe continued............

No comments: